Indonesia Baru Gabung, Trump: BRICS Sudah Mati, Dibuat untuk Tujuan Buruk
KMI News, WASHINGTON -- Indonesia baru saja bergabung dengan organisasi negara-negara BRICS. Namun mantan Presiden AS Donald Trump telah memberikan peringatan keras kepada negara-negara BRICS. Dia mengancam akan menaikkan tarif 100% atas semua impor ke Amerika Serikat jika mereka melanjutkan peluncuran mata uang bersama.
Dia mengatakan beberapa jam sebelum pertemuan yang dijadwalkan dengan Perdana Menteri India Narendra Modi, bahwa "BRICS sudah mati."
"Saya letakkan BRICS di sana untuk tujuan yang buruk... Saya mengatakan kepada mereka jika mereka ingin bermain-main dengan dolar, maka mereka akan dikenakan tarif 100%. Pada hari mereka menyebutkan bahwa mereka ingin melakukannya, mereka akan kembali dan berkata - 'kami mohon, kami mohon' BRICS sudah mati sejak saya menyebutkan itu..." katanya seperti dikutip Economic Times, Kamis (13/2/2025).
Komentar Trump memperkuat pandangannya yang lama bahwa setiap langkah untuk melemahkan dominasi dolar AS dalam perdagangan global akan menghadapi konsekuensi ekonomi yang berat.
4. Pajak Impor dari Meksiko: Trump mengenakan pajak impor 5% atas barang-barang dari Meksiko, termasuk mobil,
Pernyataan Trump sejalan dengan pendiriannya yang lebih luas tentang perdagangan. Ia menerapkan tarif timbal balik yang ketat. "Hari ini adalah yang terbesar: tarif timbal balik," tulisnya di platform media sosialnya.
Mereka membebankan pajak atau tarif kepada kita, dan kita membebankan pajak atau tarif yang sama kepada mereka. Sangat sederhana.
Saat ditanya apakah ia ingin membubarkan BRICS, Trump menjawab, "Saya tidak peduli, tetapi BRICS didirikan dengan tujuan yang buruk dan sebagian besar orang tidak menginginkannya. Mereka bahkan tidak ingin membicarakannya sekarang. Mereka takut membicarakannya karena saya telah mengatakan kepada mereka bahwa jika mereka ingin mempermainkan dolar, maka mereka akan dikenakan tarif 100%."
Dia melangkah lebih jauh lagi, dengan mengatakan bahwa Amerika Serikat memiliki pengaruh atas negara-negara BRICS, dan menolak gagasan bahwa blok tersebut memiliki kekuatan ekonomi yang lebih kuat daripada Amerika.
Mereka tidak memanipulasi kita. Kita yang memanipulasi mereka. Jika BRICS ingin bermain-main, negara-negara itu tidak akan berdagang dengan kita. Kita tidak akan berdagang dengan mereka dan jika perdagangan berhasil, setidaknya akan ada tarif 100%.
Indonesia menjaga hubungan dengan Amerika Serikat
Indonesia baru saja bergabung dengan kumpulan negara-negara BRICS. Indonesia bergabung bersama negara yang terlebih dahulu berdiri seperti Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan.
Dan beberapa wartawan Indonesia mengapa Republik Indonesia terlalu cepat dalam mengambil keputusan. Apakah keuntungan apa yang akan diraih Indonesia jika memilih bergabung dengan BRICS.
Tetapi Sekretaris Kepresidenan Philips Vermonte mengatakan bahwa keanggotaan Indonesia dalam BRICS tidak berarti meninggalkan hubungan dengan negara-negara barat, termasuk Amerika Serikat dan Uni Eropa.
Pernyataan ini disampaikan Philips di Kantor Komunikasi Kepresidenan, Jakarta, Jumat, menjawab spekulasi tentang arah kebijakan luar negeri Indonesia setelah bergabung resmi dengan kelompok ekonomi tersebut.
"Menjadi bagian dari BRICS tidak berarti kita meninggalkan hubungan-hubungan lain yang kita jalankan dengan negara-negara barat, seperti Amerika Serikat atau Uni Eropa dan negara-negara lain," katanya.
Menurutnya, Presiden Prabowo Subianto telah berulang kali menegaskan bahwa Indonesia menerapkan otonomi strategis dalam kebijakan luar negerinya agar tetap bersahabat dan bekerja sama dengan berbagai negara berdasarkan kepentingan nasional, tanpa terikat pada satu blok geopolitik tertentu.
"BRICS hanya salah satu dari beberapa organisasi lain yang diikuti oleh Indonesia. Dan di dalam BRICS juga terdapat negara-negara besar yang memiliki kepentingan ekonomi dan pembangunan yang sama dengan Indonesia," ujarnya.
Philips mencontohkan, India yang memiliki hubungan erat dengan Amerika Serikat, hingga kini masih menjadi bagian dari BRICS.
Ia juga menegaskan bahwa Indonesia tetap aktif di forum-forum internasional lainnya, seperti G20, APEC, serta dalam proses keanggotaan OECD, yang didominasi oleh negara-negara Barat. "Jadi, menurut saya tidak ada yang harus diantagonis," katanya.
Anda telah membaca artikel dengan judul Indonesia Baru Gabung, Trump: BRICS Sudah Mati, Dibuat untuk Tujuan Buruk. Semoga bermanfaat dan terima kasih sudah berkunjung di website Kaweden MYID.
Gabung dalam percakapan