Kaweden MY.ID adalah situs tempat berbagi informasi terkini. Berita dalam negeri kunjungi situs RUANG BACA. Untuk berita luar negeri kunjungi DJOGDJANEWS

Mirip Tapi Berbeda: Kunci Memahami Perbedaan Antara Demensia, Alzheimer, dan Parkinson

PR BEKASI - Merawat kesehatan otak perlu dilakukan sejak awal mirip halnya dengan organ tubuh lain seperti jantung. Faktanya, masalah pada otak seperti demensia, Alzheimer, serta Parkinson kerap kali menimpa lansia, lebih-lebih bagi mereka yang telah menginiki umur di atas 65 tahun.

Walau tiga kondisi kesehatan ini kerap disamakan, sesungguhnya ada perbedaan signifikan pada ciri-cirinya, asal-usulnya, serta akibat yang ditimbulkan. Ayo kita teliti setiap satu untuk dapat meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang langkah-langkah preventifnya.

1. Apa Itu Demensia?

Demensia tidak merupakan suatu penyakit tertentu, tetapi lebih kepada istilah umum yang mendeskripsikan serangkaian gejala yang mempengaruhi memori, keterampilan berpikir, dan fungsi sosial seseorang. Keadaan tersebut cukup ekstrem sehingga dapat menghambat rutinitas sehari-hari orang yang menderita demensia.

Demensia muncul akibat rusaknya sel-sel otak sehingga menyebabkan komunikasi di antara mereka terhambat. Berbagai macam masalah kesehatan dapat mendukung timbulnya demensia, dengan gangguan Alzheimer dan Parkinson sebagai penyebab utama yang sering kali ditemui.

Sebenarnya, kira-kira 60-80 persen dari kasus demensia dipicu oleh penyakit Alzheimer.

2. Alzheimer: Tipe Demensia yang Paling Sering Ditemui

Alzheimer adalah gangguan neurodegeneratif yang menjadi tipe paling sering dijumpai untuk dementia. Kelainan ini secara khusus mempengaruhi daya ingatan serta kemampuan bicara pasiennya.

Orang dengan Alzheimer sering kali merasakan kesulitan dalam hal menghafalkan kosakata, memori nama orang atau tempat, serta rutinitas harian yang sudah dikenali lama. Penyakit tersebut disebabkan oleh akumulasi zat-zat protein abnormal pada otak seperti plak beta-amiloid dan ikatan tau, yang kemudian mendorong proses kematian sel-sel otak secara perlahan-lahan.

Alzheimer biasanya terlihat pertama kali pada orang yang sudah melewati usia 65 tahun dan akan bertambah buruk seiring waktu, mengganggu fungsi kognitif, tingkah laku, serta karakter individu tersebut.

3. Parkinson: Penyakit Syaraf yang Mempengaruhi Pergerakan

Tidak seperti penyakit Alzheimer, kondisi Parkinson merupakan masalah pada sistem saraf yang secara utama mempengaruhi cara seseorang bergerak. Gejala umumnya muncul sebagai guncangan tak terkendali di tangan (getaran), kejang otot, pergerakan yang melambat, dan kesulitan untuk menstabilkan diri.

Parkinson dikarenakan oleh penghilangan sel-sel di otak yang bertanggung jawab untuk memroduksi dopamin, yakni senyawa kimia penting bagi kontrol pergerakan tubuh. Umumnya penyakit ini timbul pada umur lebih dini daripada Alzheimer, kira-kira antara usia 50-65 tahun.

Menggembirakannya, walaupun Parkinson terkenal sebagai penyakit yang mempengaruhi gerakan, sebagian pasien juga menunjukkan tanda-tanda demensia pada stadium akhir, kondisi ini dikenali sebagai Demensia karena Penyakit Parkinson.

Ringkasan: Deteksi Awal untuk Pencegahan yang Maksimal

Walaupun ketiga kondisi tersebut kerap kali timbul pada orang tua, demensia, Alzheimer, dan Parkinson tidak termasuk sebagai bagian wajar dari proses menua. Melalui pola hidup bermanfaat, latihan otak secara reguler, serta cek kesehatan periodik, peluang terserang penyakit-penyakit itu dapat dikurangi sedari awal.

Merawat otak agar selalu bugar dan aktif merupakan langkah paling menguntungkan untuk meraih kehidupan di kemudian hari yang lebih baik. ***

Anda telah membaca artikel dengan judul Mirip Tapi Berbeda: Kunci Memahami Perbedaan Antara Demensia, Alzheimer, dan Parkinson. Semoga bermanfaat dan terima kasih sudah berkunjung di website Kaweden MYID.

Lokasi Kaweden