Kampus Merdeka Digantikan oleh Diktisaintek: Perubahan Zaman di Bawah Menteri Nadiem

Kaweden MYID - Program Kampus Merdeka secara resmi berubah menjadi Diktisaintek Berdampak. Perubahan bukan hanya sebatas pergantian nama, namun juga fokus yang ditekankan oleh program ini kini lebih luas. outcome .

Penggantian nama tersebut diumumkan oleh Menteri Pendidikan Tinggi, Ilmu Pengetahuan, dan Teknologi (Mendiktipenristek) Brian Yuliarto pada peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Menurutnya, inisiatif ini merupakan kelanjutan dari Program Kampus Merdeka.

Kedua-duanya bertujuan untuk mempersiapkan mahasiswa supaya siap terjun ke dunia industri. Akan tetapi, Diktisaintek Berdampak memiliki fokus yang lebih luas dengan mengutamakan bidang-bidang selain praktik kerja lapangan mahasiswa.

Karenanya, program ini tak hanya menyiapkan mahasiswa memasuki dunia kerja, tapi juga mendorong riset, inovasi, dan akademik yang berdampak langsung ke masyarakat dan industri. "Diktisaintek Berdampak ini menjadi simbol transformasi yang ingin memastikan bahwa seluruh aktivitas pendidikan tinggi, sains, dan teknologi tidak hanya menghasilkan output akademik, tetapi juga outcome Hal ini dirasakan secara langsung oleh publik," terangnya.

Dalam pelaksanaannya, pihaknya akan mendorong perguruan tinggi menggandeng lebih erat dunia industri, pemerintah daerah, hingga komunitas di sekitarnya. Sinergi ini diharapkan menghasilkan solusi nyata yang bisa dirasakan langsung oleh publik. “Harapannya agar kampus-kampus bergandengan tangan dengan pemda, industri, dan masyarakat. Ini saatnya pendidikan tinggi hadir, bukan hanya mencetak lulusan, tapi menyelesaikan masalah di lapangan,” ungkapnya.

Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan Saintek, Togar Mangihut, mengatakan tambahan bahwa program Diktisaintek Berdampak bukan hanya sebuah tagline, tetapi merupakan semangat untuk mentransformasi ekosistem pendidikan tinggi menjadi lebih berbasis pengetahuan, bersifat sosial, serta memiliki dampak yang lebih luas secara nasional.

Di samping itu, hal ini menjadi orientasi terbaru bagi Ditkti Saintek dengan fokus yang lebih besar pada pencapaian konkret, daripada hanya mengandalkan data statistik saja. Sebagai contoh, perubahan cara pendekatan dalam skema bantuan keuangan seperti Program Kartu Indonesia Pintar di bidang kuliah (KIP-Kuliah).

"Bila dahulu penilaiannya didasarkan pada jumlah penerima beasiswa. Kini, kami melihat apakah mereka berhasil menyelesaikan pendidikannya dan mendapatkan pekerjaan atau tidak. Oleh karena itu, bukan hanya tentang menerima tetapi juga dampaknya," jelasnya.

Perubahan ini juga menyentuh aspek magang yang dulu menjadi ciri khas Kampus Merdeka. Meski mekanismenya tengah difinalisasi, program magang dipastikan tetap berlanjut dengan sistem baru yang lebih terbuka dan kolaboratif.

Nantinya, mitra perusahaan juga bisa berpartisipasi dalam mendesain kurikulum serta menetapkan tujuan untuk para praktikan magang. Panduan internship-nya akan dirumuskan secara bersama-sama. Namun, Kami menyatakan bahwa kebijakannya tidak hanya mencakup pemerintahan tetapi juga sektor swasta, masyarakat, hingga mitra dari negara lain,” jelasnya.

Demikian pula, berkaitan dengan penyesuaian SKS untuk mahasiswa yang melakukan praktik kerja, Togar menyebutkan bahwa sistem tersebut akan menjadi lebih fleksibel berdasarkan pencapaian hasil belajar dari masing-masing jurusan. Syaratnya adalah tiap siswa perlu memahami sepenuhnya tentang sumbangan mereka dalam proses ini.

"Memang lentur. Namun ia perlu lebih spesifik. Dibanding sebelumnya, terkadang kurang berkaitan dengan bidang studinya," imbuhnya.

Walaupun terjadi pergantian nama dan penyesuaian fokus, Kemendikti Saintek mengonfirmasi bahwa fasilitas inti seperti pendanaan, bantuan kolaborasi, serta insentif akan tetap dijaga dan justru dikembangkan lebih lanjut.

Anda telah membaca artikel dengan judul Kampus Merdeka Digantikan oleh Diktisaintek: Perubahan Zaman di Bawah Menteri Nadiem. Semoga bermanfaat dan terima kasih sudah berkunjung di website Kaweden MYID.