Hutan Primer Indonesia Berkurang 11% Lebih Rendah di Tahun 2024
KMI , JAKARTA — Pengurangan area hutan Pertumbuhan ekonomi Indonesia menurun sebesar 11% pada tahun 2024 jika dibandingkan dengan angka tahun 2023. Sementara itu, tren di Indonesia berbanding terbalik dengan situasi global yang mengalami peningkatan jumlah lahan hutan yang hilang.
Laporan dari Global Forest Watch oleh World Resources Institute (WRI), yang didasarkan pada informasi dari Universitas Maryland melalui sistem GLAD (Global Land Analysis & Discovery), mencatat hilangnya 6,7 juta hektar hutan hujan primer pada tahun 2024. Angka tersebut naik tajam jika dibandingkan dengan total 3,74 juta hektar pada tahun 2023.
Di Indonesia, laju kerusakan hutan primer pada tahun 2024 menurun menjadi 260.000 hektar, turun dari jumlah 290.000 hektar pada tahun 2023.
Tahun 2024 akan menjadi penutup bagi masa jabatan Presiden Joko Widodo. Masa pemerintahan kedua beliau ini ditandai oleh berbagai usaha dalam melindungi hutan serta memulihkan ekosistem hutan yang telah rusak. Walaupun begitu, luas area hutan yang hilang pernah mencapai angka tertinggi yaitu sekitar 930.000 hektare pada tahun 2016 selama masa presidensinya yang pertama.
Menurut laporan dari WRI, kehilangan mayoritas hutan primer di Indonesia terjadi di area-area yang dekat dengan lahan untuk penebangan kayu dan perkebunan sawit. sawit , peternakan berukuran kecil, serta daerah tambang, atau sebagai hasil dari perluasan aktivitas penebangan.
Sejumlah daerah melaporkan adanya kerugian lingkungan yang rendah, antara lain di Sumatera yang merangkum wilayah Aceh, Bengkulu, dan Sumatera Selatan, bersama dengan Papua. Kehilangan hutan primer turut ditemukan dalam area-area perlindungan tertentu, misalnya Taman Nasional Kerinci Seblat, Tesso Nilo, dan ekosistem Leuser di Aceh.
Penurunan kehilangan hutan primer juga terjadi di beberapa negara Asia Tenggara lainnya. Misalnya, Malaysia mengalami penurunan 13% dibandingkan tahun sebelumnya, dan untuk pertama kalinya keluar dari daftar 10 negara dengan kehilangan hutan terbesar.
Meskipun tren ini positif, Malaysia telah kehilangan hampir seperlima hutan primernya sejak 2001 dan hampir sepertiga sejak 1970-an.
"Usaha pemerintah dalam mengekang pertumbuhan perkebunan serta mengeraskan undang-undang tentang hutan saat ini diperkuat dengan janji korporasi untuk mengurangi kerusakan hutan," demikian tertulis di laporannya.
Pada saat yang sama, kendati deforestasi primer di Laos berkurang sekitar 15% pada tahun 2024, jumlah keseluruhan kerugian masih mencatatkan angka tertinggi kedua dalam riwayat. Deforestasi primer di negara tersebut mayoritas disebabkan oleh perluasan area pertanian, dengan banyak investor berasal dari China, sebagai pembeli utama produk pertanian Laos. Kondisi perekonomian yang tidak baik diyakini memacu para petani setempatan untuk membuka lebih banyak lahan pertanian di wilayah hutan dikarenakan harga kebutuhan dasar yang melambung tinggi.
Anda telah membaca artikel dengan judul Hutan Primer Indonesia Berkurang 11% Lebih Rendah di Tahun 2024. Semoga bermanfaat dan terima kasih sudah berkunjung di website Kaweden MYID.
Gabung dalam percakapan