Fosil Berusia 140.000 Tahun di Laut Madura: Penemuan Baru tentang Manusia Purba
KMI, JAKARTA — Para peneliti internasional telah mengidentifikasi fosil Homo erectus—spesies tersebut—yang ditemukan beberapa waktu lalu. manusia purba yang sudah lenyap di perairan bawah Selat Madura, di antara Pulau Jawa dan Madura, Indonesia .
Penemuan ini tidak hanya melengkapi daftar spesies Homo erectus yang telah tinggal di area tersebut, namun juga mengindikasikan potensi hubungan antara mereka dan kelompok manusia modern awal dalam wilayah Asia Tenggara.
Fossil dari Zaman yang Hilang
Fosil H. erectus ditemukan bersama lebih dari 6.000 fragmen tulang binatang lainnya yang diekstrak dari dasar laut dalam rangka program rekayasa pesisir di sekitar Surabaya.
Inilah pertama kalinya para peneliti berhasil meng uncover fosil milik manusia purba di daerah kepulauan Indonesia yang saat ini tenggelam—daerah tersebut dulu menjadi padang rumput luas bernama Sundaland sekitar 140.000 tahun silam, ketika zaman es terakhir, dan berfungsi sebagai jembatan antara Jawa dan benua Asia.
Sundaland kala itu berupa dataran terbuka yang subur, dilintasi sungai-sungai besar dan dihuni beragam satwa seperti ikan, kura-kura, hiu sungai, kuda nil, gajah, stegodon, dan kerbau air. Penemuan ini membuktikan bahwa H. erectus memanfaatkan lahan subur di antara Jawa dan Madura—wilayah yang kini menjadi Selat Madura—sebagai tempat berburu dan bermukim.
Beberapa analisis terhadap fosil mengindikasi adanya tanda-tanda pemotongan yang menunjukkan kegiatan perburuan, bahkan pada spesies seperti kura-kura serta hewan raksasa lainnya.
Menariknya, H. erectus di daerah tersebut sepertinya sengaja mengejar hewan bovid (kucing-kucingan) yang masih subur—teknik pemburuan yang umum dikaitkan dengan manusia modern di benua Asia.
Hal ini memunculkan dugaan adanya pertukaran budaya atau bahkan kontak langsung antara populasi H. erectus dan manusia purba lain yang lebih modern.
"Kependudukan hominin di Selat Madura kemungkinan besar telah mengembangkan taktik perburuan tersebut dengan cara independen, atau mungkin terjadi pertukaran kebudayaan," kata Harold Berghuis, seorang ahli arkeologi dari Universitas Leiden yang memimpin studi ini, dilansir dari Livescience pada hari Kamis, 22 Mei 2025.
Penemuan Penting dari Projek Penebusan
Fosil-fosil tersebut ditemukan saat melakukan penggalian pasir dari dasar Laut Madura dalam rangka proyek reklamasi antara tahun 2014 hingga 2015.
Dari kurang lebih 5 juta meter kubik pasir yang diekstraksi, para ilmuwan mampu mendeteksi dua potongan tengkorak dari Homo erectus—one berasal dari individu dewasa atau remaja, sementara satunya lagi berasal dari individu yang masih anak-anak. Penemuan tersebut menambahkan informasi pada rekaman fosil H. erectus yang semula hanya terbatas pada temuan-temuan berada di darat, misalnya di lokasi Trinil dan Ngandong di Pulau Jawa.
H. erectus merupakan salah satu jenis manusia prasejarah yang paling penting dalam perkembangan evolusi kita.
Mereka muncul paling tidak dua juta tahun silam, menjadikannya spesies pertama yang berpindah dari Afrika menuju Asia Tenggara.
Evidensi terkini menggoyahkan hipotesa sebelumnya yang menyatakan bahwa spesies H. erectus di Jawa tinggal dalam isolasi, malah kini mencerminkan adanya kehidupan dalam suatu peta geografis yang berubah-ubah serta bersifat interkoneksi, termasuk potensi pertemuan budaya antara grup-grup hominin tersebut.
Penelitian ini meningkatkan pemahaman kita mengenai kerumitan struktur keluarga manusia di wilayah Asia Tenggara, tempat H. erectus pernah tinggal bersama-sama dan kemungkinan besar telah berinteraksi dengan populasi prasejarah lain seperti Denisovan dan Neanderthal sebelum pada akhirnya pupus antara 108.000 hingga 117.000 tahun yang lampau. Di sisi lain, Homo sapiens hanya mulai hadir di area tersebut sekitar 77.000 tahun silam.
Temuan ini melambangkan babak baru dalam penelitian arkeologi bawah laut di Indonesia serta menghadirkan kesempatan ekspedisi tambahan ke area-area yang saat ini tenggelam tetapi dulunya merupakan rumah bagi makhluk prasejarah. Seri koleksi fosil dari penggalian ini sekarang dipertahankan di Museum Geologi Bandung dan berencana akan ditampilkan sebagai bagian dari pameran spesial untuk umum.
Temuan fosil H. erectus di perairan Laut Jawa dekat Pulau Madura tidak hanya merevisi gambaran sejarah awal Asia Tenggara, melainkan juga memperkuat posisi Indonesia sebagai bagian integral dari cerita evolusi manusia global.
Anda telah membaca artikel dengan judul Fosil Berusia 140.000 Tahun di Laut Madura: Penemuan Baru tentang Manusia Purba. Semoga bermanfaat dan terima kasih sudah berkunjung di website Kaweden MYID.
Gabung dalam percakapan