Serangan DBD Kedua Dapat Lebih Berbahaya, Vaksinasi Menjadi Solusi Kata Ahli Pediatric
Ruang Baca News - Terinfeksinya virus dengue dapat berulang lebih dari sekali, bahkan infeksi kedua mungkin mengakibatkan gejala yang lebih ekstrem. Karena alasan tersebut, vaksinasi dianggap menjadi tindakan krusial untuk mencegahnya.
Pernyataan tersebut dikukuhkan kembali oleh dr. Hesty Lestari, Sp.A, seorang ahli pediatrik, pada kesempatan penyuluhan tentang upaya mencegah demam berdarah yang diselenggarakan di wilayah Minahasa Utara.
"Melakukan vaksinasi adalah salah satu cara terpenting untuk berinvestasi dalam pencegahan dan pengendalian penyakit infeksi seperti dengue dan HPV DNA," jelas dr. Hesty, pada hari Jumat (25/4).
Dia menyebutkan bahwa vaksin dengue sudah disarankan oleh organisasi kedokteran di Indonesia dan dapat diberikan pada orang berusia antara 6 sampai dengan 45 tahun. Di wilayah Minahasa Utara, upaya imunisasi ini akan ditujukan terhadap siswa Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah karena mereka merupakan golongan yang paling rawan.
"Penting untuk diingat bahwa seseorang dapat tertular demam berdarah lebih dari sekali, dan bahkan risikonya menjadi lebih tinggi pada penularan selanjutnya," katanya.
Kabupaten Minahasa Utara tercatat mengalami lonjakan signifikan dalam kasus DBD dalam tiga tahun terakhir. Dari 116 kasus dan satu kematian pada 2022, melonjak menjadi 800 kasus dengan empat kematian di 2024.
Kepala Dinas Kesehatan Minahasa Utara, dr. Stella Safitri, M.Kes., menyatakan bahwa tahun ini pihaknya mengimplementasikan pilot program vaksinasi dengue untuk 500 anak-anak di dua kecamatan endemik: Kalawat dan Dimembe.
"Suatu pendekatan yang lebih terpadu dan kreatif amat dibutuhkan saat ini. Kita telah mengawali program vaksinasi di dua kelurahan dengan tingkat infeksi tertinggi; Kalawat mencatat sebanyak 175 kasus dan Dimembe dengan 169 kasus pada tahun kemarin," ungkap dr. Stella.
Dukungan untuk program vaksinasi ini pun hadir dari Bupati Minahasa Utara, Joune Ganda. Dia menggarisbawahi kebutuhan akan tindakan preventif menyeluruh dalam pidatonya.
"Kita sangat menyokong dan mempromosikan petunjuk dari Departemen Kesehatan lewat Rencana Bangsa Pengendalian Demam Berdarah. Salah satunya yaitu dengan menggunakan vaksin guna mengecilkan dampak buruk penyakit tersebut," jelasnya.
Di sisi lain, dr. Sri Harsi Teteki dari Bio Farma menggarisbawahi kebutuhan kerjasama antar berbagai sektor untuk mengatasi penyakit demam berdarah.
"Edukasi berkelanjutan bagi seluruh pihak terkait sangat penting karena demam berdarah adalah ancaman kesehatan riil yang masih menjadi masalah," katanya.
PRESIDEN Direktur PT Takeda Innovative Medicines, Andreas Gutknecht, pun menegaskan komitmennya untuk mensupport kebijakan yang diambil oleh Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara tersebut.
"Kami merasa tersanjung bisa menjadi bagian dari gerakan ini. Indonesia merupakan negara pertama yang menerapkan program vaksinasi dengue secara masal, serta Minahasa Utara sebagai daerah perdana di Sulawesi yang melancarkan kebijakan tersebut," ujarnya.
Seiring dengan peningkatan jumlah kasus setiap tahun serta risiko terinfeksi secara berulang yang kian parah, vaksinasi muncul sebagai harapan baru dalam mengurangi pengaruh DBD. Seperti dijelaskan oleh dr. Hesty,
Melindungi anak-anak dari awal dengan memberikan pendidikan, menerapkan gaya hidup higienis, serta memastikan mereka mendapatkan vaksin merupakan tindakan konkret untuk merawat masa depan buah hati kita.
Anda telah membaca artikel dengan judul Serangan DBD Kedua Dapat Lebih Berbahaya, Vaksinasi Menjadi Solusi Kata Ahli Pediatric. Semoga bermanfaat dan terima kasih sudah berkunjung di website Kaweden MYID.
Gabung dalam percakapan