Kaweden MY.ID adalah situs tempat berbagi informasi terkini. Berita dalam negeri kunjungi situs RUANG BACA. Untuk berita luar negeri kunjungi DJOGDJANEWS

250 Ribu Jiwa Menemani Paus Fransiskus, Lautan Doa Beresonansi di Vatikan

Ruang Baca News– Kerumunan besar orang mengisi Vatikan dalam tiga hari terakhir ini guna menyampaikan penghargaan akhir bagi Paus Fransiskus.

Lebih dari 250.000 pengunjung mulai dari orang awam sampai para pemimpin negara secara bergiliran membungkuk menghormati peti jenasah sang pimpinan Gereja Katolik yang meninggal pada usia 88 tahun tersebut.

Penutupan basilika Saint Peter untuk umum dilakukan pada hari Jumat (25/4/2025), satu hari sebelum upacara pemakaman negara berlangsung.

Diketahui pemakaman yang akan digelar di Lapangan Santo Petrus dan pemakaman privat di Basilika Santa Maria Maggiore, lokasi yang dipilih sendiri oleh Paus Fransiskus.

Pemimpin Dunia Hadir, Tapi yang Menggetarkan Justru yang Terpinggirkan

Sebanyak 164 delegasi dari berbagai negara telah dikonfirmasi hadir dalam upacara pemakaman, termasuk 54 kepala negara dan 12 bangsawan.

Nama-nama besar seperti Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Presiden Argentina Javier Milei, Presiden Prancis Emmanuel Macron, hingga Raja Felipe VI dan Ratu Letizia dari Spanyol tercatat dalam daftar tamu.

Akan tetapi, sejalan dengan semangat kehumilannya yang telah ditinggalkannya, penghargaan yang paling berkesan malah berasal dari kalangan orang miskin dan tertindas.

Mereka akan menyambut peti jenasah Paus Fransiskus di basilika tempat beliau akan dikuburkan—sebagai tanda hormat akhir dari para penduduk yang paling dicintainya.

Antrean Panjang dan Doa yang Tak Habis

Antrean panjang para pelayat membentang selama tiga hari penuh.

Banyak yang rela menunggu berjam-jam, bahkan semalaman, hanya untuk menatap wajah terakhir sang Paus.

Satu di antaranya adalah Suster Angele Bilegue yang menyatakan telah hadir sebanyak tiga kali — termasuk ketika peti jenazah ditahan di rumah tinggal Paus di Santa Marta.

"Temanku dia. Oleh karena itu, saya singgah sekali lagi hanya untuk menyampaikan perpisahan," katanya sembari mencoba menahan air mata.

Tokoh Paus Fransiskus berada di bawah selimut merah, memakai hiasan kepala uskup serta membawa tasbih doa.

Akan tetapi, apa yang paling mengharukan bagi banyak orang adalah sepasang sepatunya yang sudah usia tua dan terlihat kusut—ikon dari gaya hidup sederhananya yang dijalani sampai ajal menjemputnya.

Testimoni dan Pengakuan Seorang Hamba Allah

Kesedihan mendalam turut dirasakan oleh para penduduk Roma, contohnya Aurelia Ballarini (72) yang mengalami kesepian setelah kepergian sosok "nenek buyutan" tersebut, serta Francesca Codato (78), seorang purnawirawan pramugari yang hadir untuk berdoa mohon ampun.

"Awalnya saya menyepelekan hal tersebut karena terlalu kagum dengan Paus Yohanes Paulus II," ujar Codato.

Tetapi saat ini aku menyadari, bahwa dia merupakan individu istimewa yang selalu mendekati orang sederhana. Aku merasa berdosa. Aku hadir untuk minta ampun.

Dikuburkan dengan Sederhana, Dikenang Seluruh Dunia dengan Kasih

Kotak jenasah Paus Fransiskus akan dikubur dengan cara pribadi di balik pagar kayu di dalam Basilika Santa Maria Maggiore.

Di tempat itu, ia ingin beristirahat dekat dengan ikon Maria yang selama ini menjadi sumber kekuatannya dalam doa.

Nisan batunya sederhana, mengikuti kemauannya, cuma ada satu kata yang tertulis dalam bahasa Latin: Franciscus.

Meskipun para kardinal tidak akan mulai mengadakan konklaf sebelum minimal tanggal 5 Mei nanti, Vatikan telah menyatakan bahwa atmosfer di dalam gereja saat ini masih berada pada fase diskusi permulaan dan belum mencapai tahapan pengambilan keputusan tentang calon pemegang tahta Santo Petrus.

Ketatan Serta Keamanan, Doa Tanpa Batas

Italia menurunkan 2.500 petugas kepolisian dan 1.500 pasukan militer untuk mengamankan upacara pemakaman tersebut.

Kapal militer berada dalam keadaan waspada di perairan, pesawat tempur sudah dipersiapkan, dan diperkirakan lebih kurang 300.000 orang akan mengisi jalur seluas 4 kilometer yang melintasi dari Vatikan hingga lokasi penguburan.

Walaupun sudah tidak ada di dunia ini, warisan Paus Fransiskus akan tetap bertahan — melalui doa, memori, serta setiap senyuman orang sederhana yang pernah dia rayu dengan penuh cinta. (*)

Anda telah membaca artikel dengan judul 250 Ribu Jiwa Menemani Paus Fransiskus, Lautan Doa Beresonansi di Vatikan. Semoga bermanfaat dan terima kasih sudah berkunjung di website Kaweden MYID.

Lokasi Kaweden