Sritex Tutup Mulai 1 Maret 2025: Kisah Masa Jaya Pabrik Tekstil Terbesar di Asia Tenggara
Perusahaan tekstil raksasa di Asia Tenggara yang pernah menjadi nama besar telah mengumumkan bahwa ribuan karyawannya akan mulai merasakan dampak Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) mulai tanggal 1 Maret 2025. Perusahaan tersebut, yang telah berdiri sejak tahun 1966, telah memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Indonesia, terutama dalam meningkatkan industri tekstil nasional dengan berbagai capaian yang impresif.
"Saya telah memutuskan tanggal 26 Februari," kata Kepala Disperinaker Kabupaten Sukoharjo Sumarno di Sukoharjo, Jawa Tengah, Kamis, 27 Februari 2025.
Namun, menurutnya, pekerja Sritex tetap bekerja hingga tanggal 28 Februari. "Izinnya dimulai tanggal 1 Maret," jelasnya. Dalam hal ini, pihaknya telah menyampaikan sejak awal bahwa hak karyawan adalah jaminan hari tua, jaminan kehilangan pekerjaan, dan pesangon.
"Jika jaminan hari tua, jaminan kehilangan pekerjaan, dan pensiun itu sudah ada di BPJS ketenagakerjaan, Insya Allah aman," ujarnya sambil menambahkan bahwa selama ini pihak perusahaan telah membayar premi secara tertib.
Sritex dimulai sejak Januari 2022 ketika perusahaan ini digugat oleh salah satu debiturnya, CV Prima Karya, yang mengajukan penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU). Pengadilan Niaga Kota Semarang mengabulkan gugatan PKPU terhadap PT Sritex dan tiga perusahaan tekstil lainnya.
Selama waktu yang berlalu, PT Sritex kembali digugat oleh PT Indo Bharat Rayon karena dianggap tidak memenuhi kewajiban pembayaran utang yang telah disepakati, sehingga pada Oktober 2024 dinyatakan resmi pailit dan tidak bisa diselamatkan.
Lantas apa saja catatan prestasi gemilang yang telah diraih oleh Sritex selama hampir 60 tahun berkiprah di industri tekstil di tanah air?
Perusahaan Sritex hingga menjadi perusahaan sukses di industri tekstil nasional tidak terlepas dari sosok penting di baliknya, yaitu H.M Lukminto, yang mendirikan perusahaan ini pada tahun 1966. Pada saat itu, Sritex didirikan sebagai perusahaan perdagangan tradisional di Pasar Klewer, Solo.
Pada tahun 1968, bisnis ini mengalami peningkatan cepat hingga Lukminto mendirikan pabrik pertama Sritex di Solo, yang berfokus pada produksi benang katun dan benang cat. Dengan adanya pabrik ini, Sritex mulai mengembangkan lini produksi yang lebih besar untuk memenuhi kebutuhan pasar.
Dalam perkembangannya, kesuksesan besar mulai menghampiri Sritex salah satunya dengan menjadi produsen seragam militer untuk NATO dan Tentara Jerman pada tahun 1994. Produksi seragam militer menjadi salah satu pilar penting bagi Sritex, yang mencakup lebih dari 300 ribu desain kain, termasuk enam desain pakaian militer yang telah mendapat paten di Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual. Dalam perjalanannya, Sritex berhasil menjadi utama penyedia benang berkualitas tinggi untuk berbagai pabrik tekstil di seluruh dunia seperti Amerika Serikat, Cina, Spanyol, Argentina, Brazil, Jepang, dan Korea Selatan.
Perjalanan panjang Sritex menghadapi berbagai tantangan yang berhasil diatasi, seperti ketika perusahaan ini selamat dari Krisis Moneter pada 1998 dan berhasil meningkatkan pertumbuhannya hingga delapan kali lipat dari tahun 1992. Pada 2012, Sritex berhasil menggandakan kembali pertumbuhan dan kinerjanya dibandingkan dengan tahun 2008.
Tahun-tahun berikutnya, Sritex terus menorehkan prestasi yang membuat namanya semakin terkenal di masyarakat Indonesia. Menurut laman resmi Sritex, pada tahun 2014, Iwan S. Lukminto mendapatkan penghargaan sebagai Pengusaha Tahun 2014 dari majalah Forbes Indonesia dan sebagai Pengusaha Pemula Tahun 2014 dari Ernst & Young.
Lalu pada tahun 2015, ada beberapa capaian yang diraih Sritex, antara lain:
- Ekspansi Sritex dilakukan melalui Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani dan Menteri Perindustrian, Saleh Husin.
- Menerima penghargaan dari Museum Rekor Indonesia sebagai Pendiri dan Pengelola Pembuat Rekaman Investor Saham Terbesar di Perusahaan.
- Menerima Penghargaan Intellectual Property Rights Award 2015 dalam kategori piala IP Enterprise dari Organisasi Hukum Hak Cipta Dunia (WIPO).
- Dianugerahi sebagai Perusahaan Terbaik dalam Sektor Tekstil dan Pakaian yang Masuk dalam Daftar Top Performing Listed Companies pada tahun 2015 oleh Majalah Investor.
Berlanjut dengan beberapa prestasi pada tahun 2016, yaitu:
- Menerima penghargaan Best Performance Listed Companies pada tahun 2016 dari Majalah Investor.
- Menerima penghargaan Best Enterprise Achievers pada tahun 2016 sebagai Perusahaan Lokal Besar dari Obsession Media Group.
- Dianugerahi penghargaan dengan kategori Living Legends 2016 oleh Warta Ekonomi. Penghargaan ini diberikan kepada perusahaan yang telah berkiprah lebih dari 50 tahun dalam bisnis dan industri di Indonesia.
- Menerima penghargaan sebagai Penerbit Terbaik dalam Kategori Industri pada Bisnis Indonesia Awards pada tahun 2016.
- Menerima penghargaan Best of The Best Award di kategori The Top 50 Company Fo yang diberikan oleh Forbes Indonesia pada tahun 2016.
- Mereka mencatatkan rekor MURI dengan jumlah peserta terbanyak dalam penyuluhan narkoba, yang diikuti oleh 30 ribu karyawan.
- Mengeluarkan obligasi global sejumlah 350 juta Dollar Amerika yang akan jatuh tempo pada tahun 2021, sehingga perusahaan ini mendapatkan penghargaan Asset Asian Award dari The Asset untuk kategori Manajemen Utang Terbaik dari The Asset Triple A.
Lalu pada tahun 2017, dengan beberapa catatan prestasi seperti di bawah ini:
- Peningkatan Modal melalui Hak Non Pemilik Saham (“PMTHMETD”) maksimum 10% dari total modal yang dikeluarkan
- Mereka telah sukses menerbitkan obligasi global sebesar 150 juta dolar Amerika yang akan jatuh tempo pada tahun 2024.
- Menerima Piagam Mitra Bhakti Husada dari Gubernur Jawa Tengah sebagai Perusahaan yang melaksanakan Gerakan Pekerja Perempuan Sehat Produktif di Jawa Tengah pada tahun 2017.
Pada ulang tahun ke-50 pada 2018, Direktur Utama Sritex mengatakan bahwa pada tahun tersebut, Sritex mencatat aset senilai 2,3 miliar dolar atau Rp 33 triliun dan memiliki 28 pabrik spinning, 7 pabrik tenun, 4 pabrik percetakan dan finishing, dan 11 pabrik tekstil. Dengan total 50 ribu karyawan. Pada tahun yang sama, Sritex juga menerima penghargaan Indonesia Best Public Companies Award 2018 dari Warta Ekonomi sebagai Indonesia Excellent Public Company 2018 dalam kategori Industri Lain-lain.
Pada tahun 2019, Sritex mencetak rekor MURI untuk Kerja Bakti di Lingkungan Perusahaan oleh Karyawan Terbanyak, dan dilakukan sebagai upaya memperingati HUT RI ke-74 serta ulang tahun Sritex ke-53. Pada saat itu, sebanyak 38 ribu karyawan Sritex Grup turut serta dalam kerja bakti massal membersihkan lingkungan perusahaan.
Saya tidak menemukan teks asli. Silakan berikan teks asli agar saya bisa menerjemahkannya ke dalam Bahasa Indonesia.
Anda telah membaca artikel dengan judul Sritex Tutup Mulai 1 Maret 2025: Kisah Masa Jaya Pabrik Tekstil Terbesar di Asia Tenggara. Semoga bermanfaat dan terima kasih sudah berkunjung di website Kaweden MYID.
Gabung dalam percakapan