Pesan Tegas Korut ke Donald Trump: Nuklir Dirancang untuk Tempur Bukan Alat Tawar Menawar
KMI News, PYONGYANG -- Pemerintah Korea Utara (Korut) mengatakan senjata nuklirnya dirancang untuk keperluan tempur, bukan 'alat tawar-menawar' di tengah ketegangan yang terjadi di Semenanjung Korea.
Pyongyang menyatakan dalam keterangan yang dipublikasikan oleh Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) yang dikelola pemerintah. Pemerintahan pimpinan Kim Jong Un ini menegaskan, kekuatan nuklirnya bukan untuk dinegosiasikan tetapi untuk keperluan tempur.
Pernyataan ini diucapkan setelah Amerika Serikat mengatakan bahwa Washington akan mengupayakan denuklirisasi penuh Korea Utara, di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump. "Kekuatan nuklir kami bukanlah sesuatu yang dapat dipamerkan untuk mendapatkan pengakuan dari siapa pun dan bahkan bukanlah barang dagangan yang dapat ditukar dengan beberapa uang," kata KCNA.
"Kekuatan nuklir negara kami digunakan untuk pertempuran terus menerus untuk segera menghilangkan semua upaya serangan invasi oleh kekuatan musuh yang melanggar kedaulatan negara dan keselamatan rakyat serta mengancam perdamaian regional," tulisnya dalam bahasa Korea.
Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba, dalam konferensi pers dengan Presiden Trump pada Jumat lalu, mengatakan bahwa mereka menegaskan pentingnya mengatasi program nuklir dan rudal Korea Utara, yang menimbulkan ancaman serius bagi Jepang, Amerika Serikat, dan wilayah sekitarnya. "Jepang dan AS akan bekerja sama untuk mencapai denuklirisasi Korea Utara yang lengkap," katanya.
Presiden Trump mengatakan, Washington akan menjalin hubungan dengan Korea Utara. Sementara itu, para pejabat NATO dan Uni Eropa menegaskan kembali bahwa mereka tidak akan menerima Korea Utara sebagai negara yang memiliki kekuatan nuklir. Korea Utara mengecam pernyataan tersebut sebagai hal yang "tidak masuk akal."
Donald Trump menjadi presiden Amerika Serikat pertama yang menginjakkan kaki di Korea Utara pada 2019. Sebagai bagian dari perundingan dengan Pyongyang tentang program rudal balistik dan nuklir, ia bertemu Kim Jong Un di zona demarkasi yang memisahkan Korea Utara dan Korea Selatan. Korea Utara sejak itu telah melakukan uji coba rudal dan nuklir, termasuk apa yang diklaimnya sebagai peluncuran rudal balistik antarbenua berbahan bakar padat pada 2023.
Sebelumnya, Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memastikan kebijakan negaranya untuk mengembangkan lebih lanjut kekuatan nuklir mereka. Kim Jong Un menuduh Amerika Serikat sebagai dalang keributan dunia, lapor media pemerintah pada Minggu.
Pernyataan tersebut disampaikan Kim saat berpidato di Kementerian Pertahanan Nasional dalam rangka peringatan 77 tahun berdirinya Tentara Rakyat Korea, menurut KCNA.
Dia menegaskan kembali kebijakan tak tergoyahkan Pyongyang untuk meningkatkan lebih banyak kekuatan nuklir, sebagai langkah untuk meningkatkan "semua pencegahan." Dia tidak menjelaskan secara rinci tentang rencana tersebut.
Dia mengklaim bahwa aset nuklir strategis AS di Semenanjung Korea, latihan perang nuklir simulasi yang dipimpin Washington, dan kerjasama militer AS-Jepang-Korea Selatan menimbulkan ketidakseimbangan militer di semenanjung dan di Asia Timur Laut.
Hal ini menyebabkan, struktur konflik baru yang menimbulkan tantangan serius bagi Korea Utara, kata dia.
Kim mengatakan bahwa Korea Utara tidak ingin terjadi ketegangan yang tidak perlu di wilayah itu. Meskipun demikian, dia menyatakan bahwa pihaknya akan mengambil tindakan balasan yang berkelanjutan untuk menjamin keseimbangan kekuatan militer regional dan mencegah meletusnya perang baru serta menjamin perdamaian dan keamanan di semenanjung.
Dia juga menuduh Amerika Serikat sebagai penyebab perselisihan dan tragedi pembantaian baik besar maupun kecil di dunia.
Anda telah membaca artikel dengan judul Pesan Tegas Korut ke Donald Trump: Nuklir Dirancang untuk Tempur Bukan Alat Tawar Menawar. Semoga bermanfaat dan terima kasih sudah berkunjung di website Kaweden MYID.
Gabung dalam percakapan