|
(klik untuk memperbesar | © AVS) |
25 Februari 1960: "Sabuk zamrud khatulistiwa"
Karikatur ini menggambarkan Soekarno menyerahkan sabuk zamrud Indonesia kepada
Nikita Khrushchev yang memakainya dengan suka cita, sementara di di lehernya sudah memiliki kalung negara-negara satelit.
|
(klik untuk memperbesar | © AVS) |
6 April 1961. Karikatur ini menggambarkan bagaimana Theo Bot sedang menggodok "Dewan Nugini", sementara di latar belakang harimau Soekarno mengintai.
|
(klik untuk memperbesar | © AVS) |
17 Januari 1962. Karikatur ini menggambarkan bagaimana Sekretaris Jenderal PBB,
U Thant, hanya bisa melongo melihat Belanda (diwakili
Jan de Quay) dan Indonesia (diwakili Soekarno) saling tuduh di meja konferensi tentang Papua, masing-masing dengan perlengkapan senjata.
|
(klik untuk memperbesar | © AVS) |
2 Maret 1962. Karikatur ini memperlihatkan terbaliknya suasana: Kalau dulu Sultan Jogja harus mengakui dominasi Belanda (lihat
posting ini), maka kemudian politisi Belanda (
Jan de Quay) harus mengakui dominasi Soekarno.
|
(klik untuk memperbesar | © AVS) |
14 November 1962. Terpecahnya posisi Belanda dalam hal Irian digambarkan oleh karikatur ini. Direktur KLM saat itu, Emile Van Konijnenburg, tampak tidak memiliki masalah untuk terus berhubungan dengan Soekarno.
Waktu: 1960, 1961, 1962
Tempat:
Tokoh: Soekarno (Presiden Republik Indonesia)
Peristiwa:
Karikaturis: Leendert Jurriaan Jordaan (#1), Charles Boost (#2, 3, 5), Fritz Behrendt (#4)
Sumber / Hak cipta:
Atlas Van StolkCatatan:
Gabung dalam percakapan