Menteri Kesehatan Melaunching RSUD Bertaraf Internasional di Buton Tengah dan Kolaka
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin telah melakukan peresmian peletakan batu pertama untuk membangun RSUD Kabupaten Buton Tengah di Sulawesi Tenggara pada hari Jumat, 2 Mei.
Pembangunan RSUD Buton Tengah ini menjadi bagian dari program Quick Wins Kemekes untuk meningkatkan kapasitas layanan dari Rumah Sakit D Pratama menjadi RS Kelas C.
Pada pidatonya, Budi Gunadi menekankan kebutuhan adanya dokter spesialis sebagai syarat dasar untuk menggunakan peralatan medis modern yang akan dipasang di RSUD Buton Tengah.
“Saya titip ke Pak Bupati dan Pak Gubernur, alat itu hanya bisa dipakai kalau ada dokter spesialisnya, sembilan atau sepuluh orang. Di seluruh Indonesia kita memang sangat kekurangan dokter spesialis,” kata Budi dalam siaran persnya, dikutip Minggu (4/5).
Budi mengatakan, untuk menjawab tantangan itu, pemerintah telah meluncurkan sejumlah kebijakan strategis, termasuk program beasiswa dan sistem pendidikan dokter spesialis berbasis rumah sakit.

"Kami telah menyediakan beasiswa pemerintah dan sekarang kami mengenalkan program baru untuk dokter spesialis yang didasarkan pada rumah sakit. Kami meminta izin agar para profesional terpilih dapat bergabung di tempat ini, dan mereka akan mendapatkan gaji pantas sebagai dokter spesialis," katanya.
Pada saat ini, RSUD Buton Tengah menghadirkan tujuh dokter spesialis yang meliputi spesialis anak, penyakit dalam, serta radiologi. Akan tetapi, Menteri Kesehatan menekankan pentingnya adanya dokter spesialis lain seperti bedah, obstetri-ginekologi (obgyn), anestesi, patologi klinis, dan saraf.
Budi menegaskan bahwa keberadaan dokter spesialis harus bersifat permanen dan tidak sekadar berbasis kontrak, melainkan diangkat sebagai PNS atau PPPK.
Proyek pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUd) di Buton Tengah dibiayai oleh Dana Alokasi Khusus (DAK) yang berasal dari pemerintahan nasional, dan jumlahnya mencakup keseluruhan biaya sebesar Rp170 miliar.
“Saya minta tolong kepada Pak Bupati dan Gubernur, jatah pegawai negerinya dikasih lebih banyak, terutama untuk putra daerah, supaya dokter spesialisnya tidak mudah pindah-pindah. Surat izin praktiknya sudah dipegang sama saya, jadi dokter spesialisnya harus tetap di Buton Tengah,” tuturnya.
Menteri Kesehatan Pun Melakukan Peresmian Rumah Sakit Umum Daerah Benyamin Guluh Kolaka

Di hari yang sama, Menkes Budi Gunadi juga meresmikan RSUD Benyamin Guluh, Kolaka. Dia mengatakan pihaknya akan membangun dan memperkuat layanan rumah sakit di 514 kabupaten dan kota di Indonesia, termasuk di Kolaka.
RSUD Benyamin Guluh akan diperlengkap dengan alat-alat kedokteran modern dan bakal menerapkanstandar layanan kesehatan yang bahkan lebih baik daripada sebelumnya.
Budi mengatakan bahwa fasilitas itu bertujuan untuk fokus pada pelayanan bagi penyakit-penyakit yang menjadi sebab utama kematian di Indonesia, yaitu stroke, penyakit jantung, kanker, gagal ginjal, serta kesehatan wanita hamil dan anak-anak.
"Rahasia strategi ini adalah agar setiap daerah dan kotamadya dapat menangani serta mengobati penderita penyakit tertentu tanpa harus dirujuk ke pusat kesehatan yang lebih besar di kota besar," jelas Budi dari Kolaka.
Selanjutnya, ia menyebutkan bahwa kondisi medis seperti strok dan serangan jantung memiliki periode emas untuk perawatan yang terbatas. Karena itu, strok harus ditangani dalam waktu kurang dari dua jam, sedangkan masalah dengan jantung sebaiknya tidak melebihi enam jam.
"Bila seorang pasien strokanya berasal dari Kolaka perlu dirujuk ke Kendari, hal ini dapat terlalu lambat dan korban malah meninggal. Oleh karena itu, kami membawa perlengkapan tersebut secara langsung ke kabupaten atau kota," jelasnya.

Dia menyebutkan bahwa Kementerian Kesehatan bertujuan agar 70 sampai 80 persen kasus stroke dan penyakit jantung dapat ditangani secara langsung di lokasi kejadian.
"Yang perlu disiapkan adalah lokasi dan tenaga kerjanya. Semua ini menjadi tugas bersama antara pemerintah lokal," tambahnya.
Budi pun mengharapkan adanya peningkatan jumlah dokter spesialis lokal, khususnya anak-anak daerah, sehingga peralatan yang dibawa dapat digunakan dengan maksimal.
Bukan cuma rumah sakit, Kementerian Kesehatan juga bakal mendistribusi peralatan medis ke 10.000 puskesmas yang ada di seluruh wilayah Indonesia. Perlengkapan ini mencakup hematologi analyser, kimia analiser, serta mesin elektrokardiogram (EKG).
"Kesehatan merupakan hal vital untuk warga negara. Saya serahkan pesan ini kepada seluruh gubernur dan bupati, dukunglah kami mengisi rumah sakit dengan tenaga medis berkompeten," katanya.
RSUD Kolaka Timur Ditingkatkan Statusnya Menjadi Tingkatan Tipe C

Pada kesempatan berbeda, Budi mengatakan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah menugaskannya agar semua Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) kategori D, seperti RSUD di Kolaka Timur, bisa naik statusnya menjadi tipe C.
Ia mengatakan bahwa langkah tersebut dilakukan guna memastikan pelayanan kesehatan yang adil, terjangkau, serta bermutu, tidak peduli di mana seseorang berada secara geografis.
"Pemimpin nasional menginginkan seluruh warga negara Indonesia, tak peduli di manapun mereka tinggal, dapat memperoleh pelayanan kesehatan bermutu tanpa perlu melintasi jarak hingga ke ibukota besar atau pulau Jawa," katanya ketika melakukan inspeksi terhadap konstruksi RSUD Kabupaten Kolaka Timur di Provinsi Sulawesi Tenggara pada hari Sabtu, 3 Mei.

Menurutnya, Rumah Sakit Umum Daerah tipe C yang direncanakan akan disediakan dengan perlengkapan medis terbaru serta fasilitas pendukung maju, sebanding dengan rumah sakit di area perkotaan.
Dia menggarisbawahi pentingnya rumah sakit ini berperan sebagai barisan depan dalam mengatasi lima penyakit pembunuh utama di Indonesia: serangan jantung, strok, kanker, gangguan ginjal, serta permasalahan kesehatan pada wanita hamil dan anak-anak.
"Serangan strok harus dirawat dalam waktu dua jam, sedangkan untuk serangan jantung adalah sekitar enam jam. Melebihi batas tersebut akan meningkatkan resiko kematian dengan signifikan. Oleh karena itu, rumah sakit di kabupaten dan kota perlu mampu menangani kasus-kasus seperti ini secara mandiri," tandasnya.
Oleh karena itu, sambung Budi, RSUD tipe C tersebut akan diperlengkap dengan peralatan seperti CT Scan, kateterisasi ruang labi, mammografi, dan laboratorium untuk patologi anatomi, termasuk juga pelayanan kemoterapi. Dia menekankan bahwa adanya fasilitas-fasilitas ini sangatlah vital supaya para pasien kanker bisa mendapatkan pengobatan secara berkala di wilayah setempat tanpa harus bolak-balik ke rumah sakit yang ditunjuk sebagai rujukan.
Selanjutnya, Budi menggarisbawahi kebutuhan perancangan yang teliti oleh pemerintah setempat. Dia mendorong para pemimpin wilayah agar menyusun rancangan utama pengembangan fasilitas kesehatan dengan cermat, serta mendampinginya dengan aturan penopang semacam Perda atau PERMENDAGRI.

Budi juga mengkritik kekurangan dokter ahli di berbagai daerah, seperti Kabupaten Kolaka Timur. Ia mendesak untuk segera melengkapi tenaga medis tersebut, entah itu dari fasilitas kesehatan terdekat atau dengan dukungan dari Kementerian Kesehatan.
"Anak-anak daerah perlu mendapatkan peluang untuk berkarier sebagai dokter ahli dan melayani di rumah sakit mereka," ujarnya.
Budi juga mengomentari permasalahan dalam manajemen rumah sakit yang kerap kali membatasi kemajuannya. Menurut pendapatnya, banyak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) yang tidak ramai bukannya disebabkan oleh kekurangan fasilitas, tetapi lebih kepada pengaturan dan pemanfaatannya yang belum efisien.
Dengan demikian, Budi mengusulkan kepada pemerintah daerah untuk memberikan kesempatan pada salah satu jabatan manajerial rumah sakit dikendalikan oleh pakar dari Kementerian Kesehatan guna mencapai pengelolaan yang lebih profesional serta tersinkronisasi dengan pusat.
Sebagai bantuan ekstra, Departemen Kesehatan berencana untuk memberikan layanan konsultasi pengelolaan rumah sakit tanpa biaya kepada semua wilayah. Meski demikian, ia menjelaskan bahwa mendirikan rumah sakit saja tidak cukup sebagai jawaban.
"Rumah sakit bertujuan untuk menyembuhkan penyakit. Namun, prioritas kami sebenarnya adalah dalam pencegahan supaya orang-orang tetap sehat. Keterlibatan Pusat Kesehatan Masyarakat serta petugas medis di daerah pedesaan amatlah berarti bagi hal tersebut," jelasnya dengan tegas.
Anda telah membaca artikel dengan judul Menteri Kesehatan Melaunching RSUD Bertaraf Internasional di Buton Tengah dan Kolaka. Semoga bermanfaat dan terima kasih sudah berkunjung di website Kaweden MYID.
Gabung dalam percakapan