Kaweden MY.ID adalah situs tempat berbagi informasi terkini. Berita dalam negeri kunjungi situs RUANG BACA. Untuk berita luar negeri kunjungi DJOGDJANEWS

Singapura Targetkan 1,1 Juta Pengunjung di Gemilang Kampong Gelam 2025

Festival dan bazar ini akan berlangsung selama 35 hari sejak 18 Februari hingga 25 Maret 2025. Pada acara serupa tahun lalu, festival dan bazar ini telah menarik lebih dari 1,1 juta orang selama acara berlangsung. Pengelola festival berharap dapat mencapai angka yang sama pada tahun ini.

.

Zaki menyebutkan, dari perkiraan angka 1,1 juta itu, setidaknya 30 persennya adalah turis mancanegara.

“Termasuk dari Indonesia, banyak orang yang berkunjung pada saat Ramadan, menikmati makanan dan minuman di bazar ini,” ujarnya.

Tanya Jawab Antara Manusia dan Asisten Intelektual Buatan

.

Busana. Mereka mengisi beberapa ruas jalan di sekitar Masjid Sultan, yaitu di Jalan Muscat, Jalan Kandahar, dan Jalan Baghdad.

Beberapa makanan dan minuman di stand-stand ini dijual mulai dari 4 dolar hingga 16 dolar Singapura (Rp 49.000 hingga Rp 195.000). Pengunjung bisa membeli minuman seperti boba, es teh, es teh tarik, dan berbagai jus. Ada juga makanan mulai dari kue pastel, otak-otak, nasi mandi, nasi ayam geprek, kebab, sate, burger, lemang, topoki, martabak, tacos, es krim, roti daging goreng dan masih banyak lagi.

Gemerlap Kampong Gelam

Keramaian pengunjung mulai terlihat mulai siang hari hingga malam hari. Ratusan mungkin ribuan orang memadati jalan-jalan di mana tenda-tenda berdiri. Sepanjang jalan dihiasi lampu-lampu yang menghiasi di antara tenda, mempercantik suasana malam.

Pada tanggal 19-22 Februari yang lalu, saya diundang ke salah satu kawasan wisata budaya dan religi di Kampong Gelam. Lebih dari 120 pedagang makanan dan minuman menyewa lapak berupa tenda untuk menyajikan makanan-makanan dan minuman tradisional hingga makanan-minuman kekinian yang saat ini sedang menjadi tren di Singapura. Beberapa pedagang ini telah berpartisipasi dalam acara serupa pada festival dan bazar tahun lalu, seperti House of Lemang, Satay Ummi, Picahans, dan Smashed Burger.

Pengelola juga menyediakan sebuah ruang tenda yang dilapisi karpet untuk tempat para pengunjung makan atau berbuka. “Untuk kali ini kami menyediakan tempat makan lesehan,” kata Zaki.

Lokakarya untuk Pengunjung

“Kita ingin memberikan kesempatan untuk menikmati makanan ini dari siang sampai malam. Jika hanya bisa dinikmati saat berbuka puasa, maka hal ini kurang baik.”

Sebelum waktu berbuka, pengunjung dapat mengisi waktu dengan beberapa lokakarya yang diselenggarakan panitia, seperti empat lokakarya khusus yang memperingati warisan masa lalu dan masa kini di kawasan tersebut. Jika ingin mengikuti lokakarya, pengunjung perlu menyiapkan 20 dolar, sekitar Rp 244 ribu. Lokakarya yang diselenggarakan antara lain Kaligrafi Arab oleh Erwan Bar, lokakarya Seni oleh Hanisa M, Coffee Revive, membatik, dan melukis. Selain itu, Seni Sini juga akan menyelenggarakan beberapa lokakarya gratis, termasuk instalasi seni komunal.

Pengunjung juga dapat bergabung dengan beberapa permainan seperti Stamp Rally dan Mystery Treasure Hunt. Mereka menempatkan beberapa kotak untuk Stamp Rally di mana pengunjung dapat mencetak kartu pos dengan mencap stempel pada tinta di beberapa titik rally. Seperti itu juga dengan Mystery Treasure Hunt yang menawarkan hadiah sebesar 8 ribu dolar Singapura setiap harinya.

Ada juga acara yang diadakan seperti Kampong Charity Run 2025 yang bekerja sama dengan Drugfree SG, dan Kampong Tour di kawasan Kampong Glam ini. Rencananya, menjelang akhir Ramadan, Kampong Gelam juga akan mengadakan acara buka bersama tahunan di kawasan itu yang memasuki tidak kurang dari 1.000 pengunjung atau peserta. Perayaan ini juga mendapatkan dukungan dari Singapore Tourism Board (STB) dan Urban Redevelopment Authority (URA).

Tradisi Buka Puasa di Masjid Sultan

Zaki menjelaskan bahwa tradisi berbuka puasa di sekitar Masjid Sultan telah berlangsung secara turun-temurun. Keberadaan Masjid Sultan, yang merupakan masjid terbesar di Singapura, mempengaruhi masyarakat sekitar dan para muslim di Singapura. Masjid tertua dan bersejarah di Singapura, katanya, biasanya juga menjadi tempat berkumpulnya calon jamaah haji.

Masjid ini dibangun pada masa pemerintahan Sultan Hussain Shah dari Kesultanan Johor pada tahun 1824, sultan pertama di Singapura. Sir Stamford Raffles, pendiri Singapura, memberikan $3.000 untuk pembangunan bangunan satu lantai dengan atap dua lapis.

Anda telah membaca artikel dengan judul Singapura Targetkan 1,1 Juta Pengunjung di Gemilang Kampong Gelam 2025. Semoga bermanfaat dan terima kasih sudah berkunjung di website Kaweden MYID.

Lokasi Kaweden