Kaweden MY.ID adalah situs tempat berbagi informasi terkini. Berita dalam negeri kunjungi situs RUANG BACA. Untuk berita luar negeri kunjungi DJOGDJANEWS

"Money Mindset": Mengubah Cara Berpikir Kita Tentang Uang

Uang adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita. Siapa pun yang tidak ingin memiliki keuangan yang lebih baik, bebas dari utang dan mencapai kebebasan finansial. Namun, bagaimana kita memandang dan mengelola uang sering kali menentukan seberapa jauh kita bisa mencapai stabilitas dan kebebasan finansial.

Inilah yang disebut mindset keuangan

atau pola pikir kita tentang uang. Apakah kita termasuk orang yang selalu khawatir kehabisan uang, atau justru percaya bahwa uang bisa diciptakan dengan cara kreatif? Mari kita bahas lebih dalam tentang mindset uang. Bagaimana mengubah cara berpikir kita tentang uang dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Apa Itu Money Mindset?

Pandangan dan keyakinan seseorang tentang uang, yang disebut sebagai money mindset, mempengaruhi keputusan finansialnya. Bentuknya bisa positif atau negatif, dan sering kali terbentuk dari pengalaman masa kecil, pendidikan, lingkungan, serta nilai-nilai yang dipegang.

Orang dengan mindset keuangan positif melihat uang sebagai alat untuk mencapai tujuan, bukan sebagai sumber stres. Contoh adalah Pola Pikir Kelimpahan (Abundance Mindset) yang percaya bahwa ada peluang selalu ada dan uang bisa diperoleh dan dikelola dengan baik melalui usaha, strategi, dan kebiasaan yang baik. Mereka yang memiliki pola pikir ini lebih terbuka terhadap risiko dan percaya pada kemampuan diri untuk menghasilkan uang. Dan Pola Pikir Investasi (Investor Mindset) yang fokus pada pertumbuhan kekayaan melalui investasi sehingga lebih memprioritaskan aset yang menghasilkan pendapatan pasif.

Sementara itu, mindset keuangan negatif membuat seseorang merasa uang terbatas, sulit didapatkan, tidak cukup, dan hanya bisa didapatkan melalui cara tertentu saja. Contohnya adalah Scarcity Mindset (Pola Pikir Kelangkaan), yaitu keyakinan bahwa uang terbatas dan sulit didapatkan. Orang dengan pola pikir ini cenderung takut mengambil peluang dan resiko, serta selalu khawatir tentang masa depan keuangan. Atau Consumer Mindset (Pola Pikir Konsumtif) yang cenderung pada pengeluaran untuk kepuasan instan yang membuat boros karena sering belanja impulsif dan kurang memikirkan tabungan atau investasi jangka panjang.

Pemahaman Mengenai Uang Menurut Morgan Housel

Dalam bukunya The Psychology of Money, Morgan Housel menjelaskan bagaimana emosi dan perilaku manusia mempengaruhi pengelolaan keuangan. Morgan menuliskan 19 cerita pendek berdasarkan kisah nyata yang menggambarkan sudut pandang unik orang-orang tentang keuangan.

Salah satu ceritanya adalah Ronald James Read, seorang pekerja kebersihan pom bensin dan donor di Amerika Serikat. Dia hidup dengan sederhana, berhemat, dan pada akhir hidupnya, dia berhasil mengumpulkan 8 juta dolar. Sebagian besar dari kekayaannya kemudian disumbangkan ke rumah sakit lokal dan perpustakaan.

Kisah kedua adalah Richard Fuscone, lulusan Harvard dan eksekutif di Merrill Lynch, perusahaan manajemen investasi ternama. Ia telah menghabiskan hidupnya dengan banyak utang dan gaya hidup mewah. Hingga akhirnya, nasib buruk menimpanya ketika terjadi krisis keuangan pada tahun 2008. Kejadian ini memaksa Richard untuk mengumumkan kebangkrutannya.

Perbedaan nasib mereka bukan karena tingkat intelektual seseorang, tapi karena bagaimana mereka berperilaku terhadap uang. Ronald hidup sederhana dan mengelola keuangannya dengan bijak, sedangkan Richard hidupnya sangat boros.

Berikutnya, cerita tentang Bernie Madoff, seorang penjahat yang terlibat dalam skema Ponzi terbesar dalam sejarah. Penipuannya berlangsung selama 17 tahun dan melibatkan ribuan investor dengan nilai investasi mencapai miliaran dolar. Ini adalah contoh kasus di mana seseorang tidak pernah merasa cukup dan bersyukur, sehingga membawa dirinya sendiri ke dalam jurang kehancuran karena serakah dan tidak tahu kapan saatnya harus berhenti.

Kesuksesan finansial menurut Housel tidak selalu bergantung pada seberapa pintar seseorang dalam mengelola uang. Tetapi lebih pada bagaimana pola pikir dalam mengendalikan emosi untuk mengambil keputusan yang rasional dan selaras dengan nilai-nilai serta tujuan hidup, disiplin, kesabaran, dan kemampuan menghindari keserakahan. Oleh karena itu, tidak ada satu formula yang cocok untuk semua orang dalam mengelola keuangan.

Cara Mengembangkan Sikap Mental Keuangan yang Positif

Dengan pikiran keuangan yang positif, kita dapat mencapai stabilitas keuangan dan merencanakan masa depan dengan lebih baik. Berikut ini adalah langkah-langkah untuk mengubah pikiran keuangan menjadi lebih positif.

1. Mengenal Keyakinan Kita tentang Uang

Mulailah dengan mengidentifikasi pola pikir kita tentang uang sekarang ini. Apakah kita cenderung takut kehabisan uang atau percaya bahwa uang bisa diciptakan? Tanyakan pada diri sendiri, apakah keyakinan ini membantu atau menghambat kemajuan keuangan kita.

Ubahlah kalimat atau pikiran negatif seperti "Uang itu sulit didapat" menjadi "Saya mampu menghasilkan uang dengan cara yang kreatif." Fokuslah pada solusi, bukan pada masalah. Contohnya, "Saya tidak punya cukup uang," coba ubah menjadi "Bagaimana saya bisa meningkatkan penghasilan saya?"

Alih-alih melihat uang sebagai sesuatu yang menakutkan atau sulit diperoleh, ubahlah pandangan bahwa uang adalah alat untuk mencapai kebahagiaan dan kebebasan keuangan.

2. Jangan Terjebak dalam Inflasi Hidup

Berikut adalah situasi di mana pengeluaran meningkat seiring dengan peningkatan pendapatan. Ketika seseorang mendapatkan lebih banyak uang, mereka cenderung membelanjakan lebih banyak untuk barang-barang atau jasa yang sebelumnya dianggap tidak terjangkau atau tidak perlu. Hal ini sering terjadi secara bertahap dan tidak disadari.

Bila gaji kita meningkat, gaya hidup kita juga akan ikut meningkat. Dulu makan di pinggir jalan tidak menjadi masalah, tetapi sekarang kita malah ingin makan di restoran mewah dan gaya busana harus selalu menggunakan barang branded.

Meskipun meningkatkan gaya hidup memberikan kepuasan, inflasi gaya hidup dapat menghambat kemampuan kita untuk menabung, berinvestasi, atau mencapai tujuan keuangan jangka panjang. Kita harus  hidup berkesadaran, paham uang yang digunakan untuk apa. Boleh saja menikmati hasil kerja keras tapi jangan sampai terjebak dalam inflasi gaya hidup hanya supaya gengsinya naik.

3. Jangan Hidup di Luar Kemampuan

Pendapatan harus lebih besar dari pada pengeluaran. Jangan dibalik. Jika ingin membeli sesuatu namun uangnya belum mencukupi, tunggu sampai dana mencukupi. Semakin banyak mungkin hindari berutang. Terutama berutang yang bersifat konsumtif seperti membeli pakaian branded, gadget, tas, atau jam tangan yang mahal.

Jangan terbiasa menunjukkan siapa diri kita dengan barang-barang yang kita miliki, karena nantinya malah akan bingung sendiri karena berusaha untuk hidup melebihi kemampuan. Bijaklah dalam berbelanja sesuai kebutuhan dan kemampuan. Lebih baik terlihat sederhana tapi memiliki banyak tabungan dan investasi.

4. Tidak Ada Kata "Terlambat"

Tidak perlu peduli usia kita saat ini, apakah 20-an atau 50-an. Tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki hidup dan kondisi keuangan kita. Jangan pernah memiliki mindset yang salah, seperti sudah terlambat untuk memulai investasi atau terlambat belajar tentang keuangan seperti bagaimana mengatur budget, melunasi hutang dan berinvestasi.

Banyak hal tentang keuangan yang bisa kita pelajari untuk memperbaiki hidup kita saat ini. Tidak ada kata terlambat untuk memulai memperbaiki kondisi keuangan kita.

5. Senantiasa Ada Pilihan Hidup

Kita selalu punya opsi tentang bagaimana menjalani hidup. Apakah ingin memiliki lebih banyak tabungan atau utang. Apakah ingin hidup sederhana atau glamor, atau hidup di luar kemampuan atau hidup sesuai kemampuan.

Jika ingin memiliki tabungan yang lebih banyak, hentikanlah membeli barang-barang yang sebenarnya tidak diperlukan. Jika ingin melunasi utang, mulailah mencari ide-ide baru yang selama ini tidak pernah terpikirkan untuk mendapatkan penghasilan lebih banyak dan lebih hemat di area-area tertentu dalam pengeluaran.

6. Terima Kasih dengan Apa yang Kita Miliki Saat Ini.

Mencari keinginan tidak akan pernah berhenti. Selalu akan ada keinginan-keinginan baru. Pasti ada sesuatu yang baru dan lebih menarik. Lebih baik kita berhenti mencari keinginan yang tidak akan pernah berhenti. Mulailah melihat hal-hal yang ada di sekitar kita. Semua yang kita miliki sekarang, dahulu juga hanya keinginan, tapi sekarang kita sudah memilikinya. Jadi bersyukurlah dengan apa yang sudah dimiliki. Cukupkanlah diri kita dengan apa yang sudah ada.

****

Paragraf ini dapat diubah menjadi:

Perlu diingat, perubahan tidak terjadi dalam semalam. Setiap langkah positif akan membawa kita lebih dekat ke tujuan keuangan kita. Jadi mulai sekarang, ubahlah cara pandang kita terhadap uang dan mulailah menerapkan kebiasaan keuangan yang lebih baik.

Anda telah membaca artikel dengan judul "Money Mindset": Mengubah Cara Berpikir Kita Tentang Uang. Semoga bermanfaat dan terima kasih sudah berkunjung di website Kaweden MYID.

Lokasi Kaweden