Nasib Wulan Gadis Surabaya Penjual Koran demi Beli Rumah Untuk OrangTua, Kini Impian Terwujud
Gigih dan tekunnya Wulan, gadis berasal Surabaya, Jawa Timur (Jatim), mulai memberikan hasil.
Wulan sekarang berada dalam keadaan yang sedikit lebih baik.
Dia, yang semula bekerja sebagai penjual koran di persimpangan jalan.
Sekarang sudah bisa memang�nai impian membeli rumah untuk orang tua.
Sekarang saya bekerja jam 09.00 WIB, lalu malamnya saya belajar online melalui Unversitas AWS Stikosa.
"Alhamdulillah, bisa membeli rumah di Madura. Niatnya biar keluarga bisa berkumpul bersama," tuturnya, dikutip dari Kompas.com oleh KMI News.
Sementara ini, Wulan dan ibunya tinggal di Rumah Singgah yang milik Komunitas Gerakan Mengajak Sedekah Surabaya (Geng Gemes), terletak di Jalan Kedung Pengkol.
Selain tinggal di sana, ia dan ibunya juga bekerja sebagai pengasuh di Rumah Singgah.
Setelah mengalami kecelakaan yang menimpa dirinya, ia mengalami perubahan hingga menjalankan pekerjaannya yang semula menjual koran tidak lagi.
Sekarang enggak jual koran karena tahun lalu saya mengalami kecelakaan dan operasi untuk kaki.
"Tapi tetap bekerja, sekarang jadi penjual smartphone untuk memenuhi makanan serta kebutuhan lainnya," katanya.
Dia juga bekerja sebagai penjualan di salah satu toko telepon seluler.
Iya kemarin terjadi kecelakaan ajaik ketika pergi ke Sidoarjo dengan teman, penyakitnya perlu waktu lama untuk disembuhkan, karenanya sudah tidak menjual koran lagi.
Tapi tetap bekerja jadi sales supaya bisa membuat makan dan memenuhi kebutuhan lainnya.
Meskipun demikian, Wulan tetap melanjutkan pendidikannya dan sekarang berkuliah di Kampus STIKOSA-AWS.
Dia berharap dapat terus belajar (bersekolah) demi capai k cita-citanya yang sesuai dengan hajat.
Pernah Menciptakan Rumah di Bagian Bawah Jembatan
Wulan menceritakan, dirinya memiliki pengalaman tinggal di bawah rumah jembatan di Jakarta.
Lalu, mereka mencoba nasib di Surabaya.
"Saya, ibu, ayah dan adik saya mengiyakan bersama-sama dari Jakarta ke Surabaya pas umur saya 5 tahun, ya sekitar tahun 2009-an," katanya.
Saya tidak memiliki rumah di Jakarta, dan di Surabaya juga sama.
"Saya dengar bahwa ibu di sini sudahpun ada teman yang aktivitasnya sebagai pemulung, akhirnya memutuskan mau tinggal di bawah jembatan," ujarnya.
Rela Jualan Koran
Selanjutnya, Wulan yang saat itu masih menempati bangku siswa Sekolah Dasar (SD), memutuskan untuk menjual koran, tisu, hingga alat tulis di beberapa lokasi lampu merah.
"Saya kelas 1 di SDN Kapasari 1 itu sambil menjual koran terus, itu saya tidak membayar sekolahnya," ungkap Wulan saat ditemui di Rumah Singgah, Jalan Kedung Pengkol, Surabaya, Senin (3 Februari 2024), sebagaimana disajikan pada laman KMI Newsdari Kompas.com.
Karena uang ibubapanya yang bekerja sebagai pemulung dan ayahnya yang menjadi sopir truk itu tidak cukup banyak.
"Pas saat itu enggak pernah merasakan diusir satpol PP, tapi saat pulang dibarengi cuma malam itu jadinya enggak ada yang nunggu. Barang-barang sedikit, di luarnya begitu saja," kata beliau.
Pekerjaan sebagai penjual koran terus dilanjutkan saat dia bersekolah di SMP Islam Darusallam dan SMK dr Soetomo, Surabaya.
"Pernah jualan di mana saja, koran, tisu, buku, di parkiran Tunjungan Plaza, Delta Plaza Surabaya, lalu Taman Apsari, lampu merah Pucang, Bratang, Panjang Jiwo," katannya.
Dia juga berbagi pengalaman menjual koran di Alun-alun Sidoarjo.
"Itu jejaknya naik kereta, jadi kalau berangkat harus pagi sangatlah seharusnya agar nanti agak lama di sana," tambahnya.
Meskipun ia berjuang mencari uang, dia tetap bertekad untuk terus melanjutkan sekolahnya.
"Iklan tapi tetap lanjut ke sekolah, awalnya gratis di SDN Kapasari 1 kemudian didukungan Geng Gemes agar bisa sekolah di SMP Islam Darusallam dan SMK dr. Soetomo," ucap dia.
Bahkan, Wulan juga sempat membuka sebuah toko daring di tengah berjualan koran di lampu merah.
Hal tersebut dilakukan untuk mewujudkan mimpiinya agar bisa membeli rumah di masa depan.
Orang tua saya lulus sekolah menengah kejuruan (SMK) menjual koran dan membuka toko online untuk menjual pakaian, kosmetik dan permen. Sehingga ia menemani struk turjuan barang setelah pulang di malam hari," kata Cilik.
Tak Malu Dibully
Selain harus menghadapi kesulitan lalu lintas yang ketat, Wulan juga masih harus menahan perasaan kekecewaan karena menduga pernah menjadi korban kekerasan sodomi dalam sekolah.
"Ia melakukan pertemuan dengan teman sekolah di lampu merah Jalan dr. Soetomo dekat sekolah, reaksinya, terkejut. Dan pernah di SD seperti menerima nasihat tentang koran-koran di kelas, toh tidak apa-apa," katanya.
===
Anda telah membaca artikel dengan judul Nasib Wulan Gadis Surabaya Penjual Koran demi Beli Rumah Untuk OrangTua, Kini Impian Terwujud. Semoga bermanfaat dan terima kasih sudah berkunjung di website Kaweden MYID.
Gabung dalam percakapan