Acara Ruwahan Padukuhan Kaweden

Ruwahan adalah tradisi yang diselenggarakan oleh masyarakat Jawa sebulan sebelum menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan

 Acara Ruwahan Padukuhan Kaweden

Ruwahan adalah salah satu tradisi masyarakat Jawa yang masih lestari hingga kini. Tradisi Ruwahan ini biasa dilakukan menjelang bulan Ramadhan atau tepatnya pada bulan Syaban dalam kalender Hijriyah. Tradisi Ruwahan sendiri sebenarnya diadakan oleh berbagai daerah di Indonesia. Namun, tiap wilayah memiliki ciri dan khas masing-masing dalam menyelenggarakan tradisi tersebut.



Apa itu Ruwahan?

Ruwahan adalah tradisi yang diselenggarakan oleh masyarakat Jawa sebulan sebelum menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Tradisi Ruwahan yang dilakukan di bulan Ruwah tersebut bertujuan untuk mengirim doa untuk para leluhur yang sudah meninggal.

Selain mendoakan, Ruwahan juga dilakukan untuk memohon ampunan dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Ruwahan juga diisi dengan kenduri warga sebagai ungkapan terima kasih atas limpahan rezeki dan keselamatan dalam bekerja.

Tradisi ini telah dilakukan selama bertahun-tahun yang menggabungkan antara kepercayaan adat dan ajaran agama Islam. Tradisi ini dijaga kelestariannya sampai sekarang dan masih dijalankan terutama di daerah pinggiran atau pedesaan.

Tradisi ini memiliki tata cara yang unik di tiap daerah, namun sebagian besar memiliki konsep yang sama, yakni untuk mendoakan para leluhur mereka dan berbagi sedekah dengan orang-orang sekitar. Dalam budaya Jawa, mendoakan orang tua, kakek, nenek, dan para leluhur  merupakan bentuk penghormatan.

Tradisi Ruwahan

Prosesi Tradisi Ruwahan

Di masyarakat pedesaan, tradisi Ruwahan berupa nyadran biasa dilakukan di makam. Kemudian dilakukan doa bersama yang dipimpin oleh seorang Kaum atau Rois atau pemuka agama di kampung tersebut. Makanan yang dibawa oleh peserta Ruwahan lalu ditukarkan antar keluarga serta dimakan bersama-sama di tempat tersebut.

Makanan Dalam Tradisi Ruwahan

Makanan yang biasa digunakan dalam tradisi Ruwahan biasanya berupa nasi ambengan, berbagai macam kue-kue tradisional seperti wajik, jadah, tape ketan, ketan-kolak-apem, serta berbagai macam buah-buahan seperti jeruk, jambu, dan pisang.


Di antara berbagai makanan yang digunakan dalam tradisi Ruwahan, ketan kolak apem adalah makanan paling populer yang pasti digunakan dalam tradisi tersebut. Selain penyajiannya yang mudah, ketan kolak apem juga memiliki makna filosofis yang penuh pesan moral.

Ketan kolak apem disimbolkan sebagai permintaan maaf setulus hati atas kesalahan diri sendiri dan keluarga/leluhur. Ketan kolak apem juga dimaknai sebagai kebulatan tekad untuk mendekatkan diri serta memohon perlindungan dari Tuhan Yang Maha Esa.


Ruwahan Padukuhan Kaweden

Pada hari Ahad tanggal 3 Maret 2024, Padukuhan Kaweden juga mengadakan Ruwahan/Nyadran. Untuk lokasi Ruwahan di pemakaman Padukuhan Kaweden sebelah Timur Dusun Kaweden. Seluruh masyarakat antusias mengikuti acara ritual Ruwahan/Nyadran tersebut. Doa dan Tahlil bersama dipimpin oleh Kaum/Rois Padukuhan Kaweden yaitu Bapak Subeki.




Post a Comment

© Kaweden MY.ID. All rights reserved. Premium By Raushan Design