Desa Wisata Ketingan Sleman

Desa Wisata Ketingan Sleman - Ketingan merupakan salah satu dusun yang berada di wilayah administrasi Desa Tirtoadi. Dusun Ketingan memiliki batas-batas wilayah dengan Dusun Sendari di sebelah barat, Dusun Tegalsari di sebelah timur, Dusun Rajek Lor di sebelah selatan, dan Cebongan di sebelah utara. Saat ini Dusun Ketingan dipimpin oleh seorang Kepala Dukuh.



Menurut Kepala Dukuh, dahulu warga sering menggunakan lampu ting (sejenis senthir) sebagai penerangan sehingga dusun tersebut dinamakan Ketingan. Dusun Ketingan terbagi menjadi 4 RT dan 2 RW. Mayoritas penduduk bekerja di sektor informal seperti petani, peternak dan buruh harian. Sebagian besar penduduk beragama Islam dan sebagian lainnya Kristen dan Katolik. Penduduk terbanyak Dusun Ketingan merupakan usia produktif dengan tingkat kesejahteraan masyarakat menuju sejahtera.

Organisasi yang ada di Dusun Ketingan antara lain PKK RT, perkumpulan bapak-bapak, LPMD, Kelompok Sadar Wisata Kuntul Sarombo (2002), takmir Masjid An-Nur, kelompok tani Tanem Tuwoh, kelompok ternak Ngudi Lestari, PAUD Cahaya Hati SPS, karang taruna, kelompok bakul kecil rumaket, kelompok usaha bersama, kelompok tani, kelompok usaha ibu-ibu produktif, kelompok kesenian jathilan, kelompok pekbung, kelompok kesenian gejok lesung, kelompok kesenian karawitan, dan posyandu.

Desa Wisata Ketingan Sleman

Desa Ketingan merupakan sebuah desa wisata yang mungkin namanya belum familiar di telinga wisatawan dari luar Jogja. Akan tetapi, desa ini memiliki daya tarik tersendiri yang menarik untuk dikunjungi. Salah satu daya tarik dan keunikannya adalah pengunjung yang bisa melihat kawanan burung kuntul putih hidup selaras dengan warga sekitar. Burung-burung tersebut memang tinggal di area tersebut, di atas pepohonan yang ada. Sehingga suara burung akan terdengar ramai dan sangat berbeda dari tempat lainnya.

Desa Ketingan sendiri merupakan sebuah desa yang diresmikan sejak tahun 1997 silam oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X. Peresmian itu menjadi cikal bakal dari kedatangan sejumlah burung kuntul putih yang kian menjadi daya tarik dari Desa Wisata Ketingan itu sendiri. Dan uniknya lagi, burung-burung tersebut hanya tinggal di desa ini saja, dan tidak di desa lainnya. Hal ini segera merubah kesan dan juga kehidupan masyarakat sekitar.

Dulunya, saat pertama kali burung-burung tersebut tinggal di sana, warga menganggapnya sebagai hama. Mengingat warga sekitar kebanyakan bekerja untuk mengolah buah melinjo. Akan tetapi burung yang diusir tidak juga pergi, malah jumlahnya bertambah banyak. Hal ini akhirnya membuat warga mau tinggal bersama burung-burung tersebut. Sejak tahun 2005, warga sepakat untuk bisa tinggal bersama burung tersebut hingga sekarang. Bahkan saat ini ada papan peringatan bagi masyarakat agar burung-burung tersebut tidak diburu atau disakiti.

Desa Wisata Ketingan Sleman

Akhirnya warga lebih memilih berdamai dengan burung-burung kuntul tersebut dan hidup berdampingan. Sejak saat itu jumlah burung kuntul yang berdatangan semakin banyak dan uniknya semua burung kuntul tersebut hanya menempati Dusun Ketingan saja[8]. Dusun Ketingan saat ini menjadi tempat tinggal bagi kurang lebih 10.000 ekor burung kuntul hal inilah yang menjadi daya tarik bagi pengamat satwa, peneliti burung, serta masyarakat luas karena Dusun Ketingan merupakan surga bagi burung kuntul.

Desa Wisata yang ada di Dusun Ketingan ini dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kuntul Sarombo yang sudah berdiri sejak tahun 2002 dan masih eksis hingga sekarang. Pokdarwis Kuntul Sarombo ini menyediakan berbagai fasilitas penunjang agar wisatawan dapat menikmati kunjungan mereka secara maksimal. Fasilitas yang ditawarkan antara lain pemandu lokal (tour guide), menara pengamat burung, penginapan di Dusun Ketingan atau homestay, kendaraan penjemput, dan aneka hidangan lokal. Berbagai kegiatan yang dapat dilakukan di Desa Wisata Ketingan ini yaitu melakukan pengamatan terhadap pola hidup burung kuntul, melakukan studi tentang perilaku burung kuntul, mengikuti kegiatan sehari-hari masyarakat sekitar (mengolah melinjo, bertani, membajak sawah, merawat sapi), menginap di homestay, dan lain-lain.

Tidak hanya keindahan burung Kuntul saja yang ada di sini, namun ada juga embung Dusun Ketingan. Embung ini dibangun pada tahun 2015 yang lalu. Embung ini juga tidak kalah denngan keindahan Kuntul. Disini anda bisa memancing dan menikmati indahnya embung. Ada beberapa ikan yang ditawarkan di embung ini,yaitu Breskap,Nila,Bawal dan lain sebagainya. 

Desa Wisata Ketingan Sleman

Embung ini banyak dikunjungi pada hari Minggu. Bahkan pengunjung disini pada hari Minggu bisa mencapai 200 lebih pengunjung. Embung di dusun Ketingan ini juga didukung dengan banyaknya pohon yang indah, sehingga anda merasa rindang. Jika berkunjung ke sini,pembangunan embung di Dusun Ketingan juga meningkatkan ekonomi masyarakat di sekitarnya,salah satunya tukang parkir. Menurut informasi yang kami dapatkan, keuntungan yang didapat sekitar Rp. 400.000,00.Embung Ketingan sendiri dibangun sebagai daerah tangkap air sekaligus irigasi bagi warga dengan memanfaatkan air dari Sungai Krawak.


Sebelum pintu masuk menuju embung, terdapat kandang sapi dan persawahan yang luas. Kandang sapi tersebut merupakan kandang kelompok tani yang masing masing anggota kelompok memiliki sapi di kandang tersebut. Kandang sapi ini juga menjadi destinasi para pedagang yang ingin membeli sapi ketika hari raya Idul Adha dan hari hari biasa.


  Di dusun ini juga diselenggarakan acara rutin Merti Bumi yang selalu diselenggarakan pada bulan September pun ikut menarik perhatian. Pada acara tersebut, berbagai pertunjukan seni dan budaya seperti pagelaran wayang, kirab dan kenduri sebagai bentuk rasa syukur kepada Sang Pencipta atas hasil bumi yang melimpah pun dapat disaksikan.Jika tak sempat datang di bulan September, ada juga live in beberapa hari sebelum masa panen raya dan ikut merayakan wiwitan (syukuran sebelum masa panen padi) atau datang sebelum masa tanam dan mengikuti tradisi angler(selamatan sebelum masa tanam padi). Selain pada acara-acara tersebut, Desa Wisata Ketingan tetap terbuka bagi mereka yang ingin tahu dan belajar banyak tentang burung-burung ini sembari menikmati kesenian tradisional berupa gejog lesung, jathilan hingga pertunjukan pek bung (alat musik tradisional yang ditabuh dan terbuat dari kelenting).

Post a Comment

© Kaweden MY.ID. All rights reserved. Premium By Raushan Design