Ngeri, Cerita Mistis Dihutan Lempek Nambo, Kisah Korban Tersesat
Enam masyarakat yang tersesat di rimba Pegunungan Lempek Baru, Kacamatan Nambo, Banggai Sulawesi Tengah sukses kembali kerumah sesudah empat hari tidak tahu arah pulang. Sinyal jalan hilang, berjalan terputar tanpa ada arah, sampai kehabisan bekal, oleh mereka itu tidak terlepas dari narasi mistis mahluk penunggu.
Seperti diceritakan, Darwin alias Samson, saat setibanya mereka di belantara rimba Lempek Baru, Nambo, Sabtu (16/11), mereka dengan tau-tau tertarik untuk tahu satu lubang seperti goa yang mereka lewati.
"Kami fikir dari sana ada sarang burung walet dari sana, walau sebenarnya arah pertama hanya ingin memburu rusa," kata Darwin, Kamis 14 November 2019.
Untuk pastikan itu benar tempat walet bersarang, mereka juga coba melemparinya dengan beberapa batu dalam. Benar, walet-walet itu berterbangan keluar. Supaya bisa disinggahi selesai memburu kelak, satu dari mereka memberikan sinyal cat merah pada suatu pohon yang tumbuh di sekitar lubang itu.
Anehnya tidak lama kemudian, saat bergerak dari sana, dua dari mereka Satman serta Inan langsung bingung, ditegur tidak menjawab sepatah kata juga. Tatapan mereka kosong. "Sebab tidak lumrah serta keduanya ialah yang paling tua antara kami, kami juga ikuti mereka. Tetapi saya telah merasakan banyak keanehan," kata Darwin yang oleh teman-temannya dipanggil si raja rimba.
Waktu berjalan cari buruan rusa, Drwin yang telah ketar-ketir semenjak awal mulai sadar, nyatanya ia serta teman-temannyanya cuma jalan berputar di tempat yang sama. Walau sebenarnya katanya, waktu itu hari telah mulai senja, serta sampai malam datang mereka tidak juapun dapat keluar dari tempat itu, serta kembali ketempat lubang walet itu ada.
"Cuma berbekal indomie, saya meminta rekan-rekan istrahat, makan seadanya sekalian merokok menanti pagi," kisahnya. Esok pagi masuk hari ke-2, Minggu (7/11) memutar otak cari jalan kembali, keanehan masih bersambung.
"Dari jauh terlihat ada kebun kelapa serta sayur, tapi saat dekat, yang ada dimuka kami cuma semak belukar serta pohon besar. Tetapi sayup-sayup ada suara kendaraan,"
"Disitulah kami semua pasrah," paparnya.
Selain itu di perkampungan masyarakat telah geger. Dalam usaha penelusuran tidak hanya menyertakan personel TNI-Polri yang dibantu masyarakat, ada juga Komune Penggemar Alam (KPA) ditempat seperti Raflesia KPA Zombie Art turut menolong.
Iswan Mauji dari KPA Raflesia menceritakan, jejak masyarakat lokal yang tersesat itu mulai ada titik jelas saat diketemukan sinyal tebasan ranting kayu serta sachet rempah indomie.
"Waktu itu kami bergerak dari sekretariat KPA Raflesia ke arah tempat penelusuran pada Selasa (12/11)," katanya.
Lihat jejak tebasan ranting serta bungkus indomie, semua team pelacak semangat temukan ke enam masyarakat itu, kadang-kadang ada pekikan dari balik bukit, itu telah masuk hari keempat, Rabu (13/11). Selang beberapa saat, seputar 13.50 WITA, terdengar pekikan dari kaki bukit dimana mereka ada.
Nyatanya itu suara Darwin alias Samson, salah seorang dari ke enam masyarakat yang tersesat itu.
"Dengan perasaan senang, kami juga bergegas rapatkan diri dimana ke Lima orang yang lain ada, sesaat jarak Darwin dengan ke Lima topiknya itu kira-kira 3 Km. dari balik bukit," tutur Iswan.
Dari sana mereka diketemukan dalam kondisi sehat. Iswan selekasnya mengontak masyarakat dikampung, lewat ponsel. "Kebetulan masih dicapai sinyal," katanya.
Dengar info sudah diketemukan, Camat Nambo Nurhaya Hasan langsung memberikan instruksi pada faktor Pemerintah Kecamatan dibarengi aparat keamanan untuk lakukan penjemputan ke enam orang yang disampaikan hilang itu komplet dengan paramedis.
Gabung dalam percakapan