Kaweden MY.ID adalah situs tempat berbagi informasi terkini. Berita dalam negeri kunjungi situs RUANG BACA. Untuk berita luar negeri kunjungi DJOGDJANEWS

Cerita Evandra Florasta, Nyali Ambil Penalti Lawan Korsel, Rasa Pede Antar ke Piala Dunia

Ruang Baca News - Evandra Florasta menjadi salah satu pemain Tim Nasional U17 Indonesia yang menarik perhatian di Piala Asia U17 tahun 2025.

Dia muncul sebagai idola kemenangan tim nasional U17 Indonesia dalam pertandingan perdana Piala Asia U17 2025 menghadapi Korea Selatan di stadion Prince Abdullah Al-Faisal, Jeddah, tanggal 4 April kemarin.

Kala itu, Timnas U17 Indonesia dipaksa bertahan sepanjang laga karena tekanan luar biasa dari Korea Selatan.

Akan tetapi, komitmennya untuk tidak kebobolan sejak detik pertama mendorong para pemain agar tetap kukuh dalam bertahan.

"Ketika berhadapan dengan Korea Selatan, kita sepakat untuk tetap menjaga gawang agar tidak kebobolan walaupun di serbu terus menerus," ujarnya saat memberikan keterangan pada para jurnalis, termasuk Ruang Baca News.

Hingga pada menit akhir laga menjadi titik balik. Bola hasil tendangan Mathew Baker mengenai tangan pemain Korea Selatan di kotak terlarang.

Sehingga, penalti diberikan untuk Indonesia di masa injury time.

Di saat seluruh anggota tim bersorak gembira, Evandra Florasta justru terdiam dan menarik napas panjang. Ia tahu, tugas mengeksekusi penalti berada di tangannya.

“Semua pada senang, saya balik badan atur napas. Awalnya saya tidak berani karena itu kan menit akhir tambahan waktu,” imbuhnya.

Meski telah ditunjuk sebagai eksekutor sejak awal, rasa gugup membuatnya sempat menawarkan penalti kepada pemain lain.

“Saya nawarin ke (Putu) Panji, (Fadly Alberto) Berto, dan Fandi (Ahmad). Tapi semua tidak berani. ‘ Wes koen ae ’ kata mereka. Ya mau bagaimana lagi, ya sudah saya ambil."

"Tiada bayangan pikiran lain. Otakku hanya memikirkan 'Sepak dan masuk ke gawang'," ungkap sang pemain yang lahir pada tanggal 17 Juni 2008 tersebut.

Namun, tendangan dari Evandra berhasil dihalau oleh kiper tim Korea Selatan.

Namun, ia tidak menyerah, bola muntah kembali ke arahnya. Evandra langsung menendang menggunakan kaki kanan yang bukan kaki terkuatnya.

Beruntung bola itu kembali padaku dan aku dipaksa untuk menggunakan kaki kananku untuk menendang. Apapun yang terjadi, aku harus melakukan tendangan ini meski dengan kaki yang lemah.

"Bila aku berpindah ke sisi kiri, maka hasilnya akan berbeda," katanya.

Gol pun tercipta pada menit ke-90+2 dan skor berubah menjadi 1-0. Indonesia menang, Evandra Florasta kemudian merayakannya dengan penuh emosional bersama rekan setim.

“Saya tidak mikir apa-apa pokoknya tendang, gol, dan tidak nyangka . Kemudian saya merayakan. Saya memeluk setiap anggota tim.

"Baru terpikirkan olehku setelah pertandingan berakhir bahwa jika tadi tak mencetak gol, pasti aku akan dibully secara total. Syukur alhamdulillah sudah berhasil mencetak gol," ujar Evandra Florasta.

Menurutnya, tendangan penalti tidak hanya berhubungan dengan keterampilan, tetapi juga keberanian untuk memegang kendali dan bertanggung jawab di bawah tekanan yang kuat.

Menendangi penalti bukan hanya soal teknik tetapi juga tentang mental. Karena itu kemarin, semua pemain enggan menendangi bola, jadi saya putuskan untuk mengambil sendiri. Hal ini pun juga merupakan tantangan bagi saya. eye contact bersama dengan Coach Nova, jadi begitulah keputusannya," kata pemain dari Bhayangkara FC tersebut.

Sejak saat itu, rasa percaya dirinya tumbuh. Ia merasa momen tersebut menjadi awal dari pencapaian besar timnas U17 Indonesia, hingga dapat lolos ke Piala Dunia U17 yang akan berlangsung November 2025 mendatang.

"Saya pun mulai merasa percaya diri saat menjalani Piala Asia U17 hingga berhasil lolos ke Piala Dunia U17 tahun 2025. Kepada Anda sekalian, komitmennya tim dari awal telah terwujud," imbuhnya.

Perjalanan Indonesia lantas terhenti di perempat final Piala Asia U17 2025 setelah kalah 0-6 dari Korea Utara.

Akan tetapi, Evandra memperlihatkan kesanggupannya dalam menghadapi situasi itu secara dewasanya dan menerimanya tanpa menjatuhkan tuduhan pada siapapun.

Kami dikalahkan oleh Korea Utara, kami mengakui hal ini karena sejak awal pelatih Nova telah menerimanya. ngajari Kitalah yang sebaiknya tidak menyalakan segala faktor."

"Kita fair Mengakui keterbatasan karena hal tersebut membuat kami lebih siap. Oleh sebab itu, mari kita lakukan evaluasi dan tambah pengetahuan atau kemampuan yang kurang agar bisa meningkatkan diri saat pelatihan intensif mendatang," ungkap Evandra Florasta.

Kini, setelah kembali ke Tanah Air, Evandra Florasta dkk mendapatkan libur selama dua bulan dan berkesempatan membuka media sosial.

Ia sempat kaget melihat respons warganet terhadap kekalahan Indonesia dari Korea Utara di Piala Asia U17 2025.

Tetapi, ia memilih untuk tetap fokus dan belajar dari pengalaman.

“Saya lihat memang ramai bahas soal Korea Utara, tapi tetap kita terima kekalahan ini,” pungkasnya.

Anda telah membaca artikel dengan judul Cerita Evandra Florasta, Nyali Ambil Penalti Lawan Korsel, Rasa Pede Antar ke Piala Dunia. Semoga bermanfaat dan terima kasih sudah berkunjung di website Kaweden MYID.

Lokasi Kaweden